Selasa, 06 November 2012

Kaimana... (part 2)


Hari ini sudah genap 10 hari aku berada di Kaimana. Dan hari ini pula aku berkesempatan mengunjungi salah satu distrik yang ada disini. Distrik Etna Namanya. Oiya, sekedar info, kalau diwilayah papua ini biasanya kabupaten dibagi menjadi beberapa distrik atau daerah wilayah, atau semacam kecamatan kalau di jawa.

Distrik Etna terdiri dari beberapa kampung dan beribukota di Kiruru. Perjalanan ke Kiruru dapat ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam dari Kaimana menggunakan speedboat dengan 2 mesin 40PK. Saya beruntung dapat menggunakan speed, biasanya penduduk lokal menggunakan longboat  selama minimal 6jam, atau kapal perintis semalaman. Itupun kalau cuaca bagus ya, kalau cuaca buruk yahhhh ntahlah.hehehe

Jetty di Kiruru
Kiruru
Kami tiba di Kiruru pukul 10.00 WIT, ternyata Kiruru berada di ujung teluk dan dikelilingi pegunungan. Sama seperti distrik2 tepi laut, kami disambut dengan pemandangan jetty (tempat berlabuh kapal) yang cukup panjang. Tapi saat itu air sedang surut, jadi agak susah untuk menaikinya, apalagi dengan beban dosa lemak seperti saya. butuh tenaga ekstra sodara-sodara..hahahaha

Saya cuma bisa bersyukur saat melihat kampung ini, sunyi,sepi,senyap! tak terlihat seseorang pun. Biasanya, saat saya berkunjung ke distrik2, saat perahu merapat pasti sudah ada sekumpulan orang mendatangi kami, atau paling tidak sekumpulan anak2 kecil berebut melihat kami. (sok artis) :D tapi ini?? hanya terpaan angin di wajah yang menyambut. tsailaaaaahhh


SD di Kiruru
Kami mendatangi sebuah sekolah SD, barulah nampak sebuah kehidupan. Beberapa guru terlihat sedang asik ngobrol (mungkin ngerumpi masalah fabregas merebut istri orang #abaikan) dan sekelompok murid sedang beristirahat sambil maen mbat-mbatan.( bahasa semarang : sejenis permaenan lempar bola, si A melempar si B, maka si B yang kalah dan harus melempar bola sampai mengenai yang lainnya).

Saya sedikit berbincang dengan orang sekitar, ternyata kalau anda ke tempat ini pada sore hari, anda bisa membeli bijih emas dengan harga murah. Mereka menjual per gram hanya Rp300.000,00. Yah, tapi apa lacur, saya datang saat pagi hari. Beberapa penduduk menambang emas di gunung, berangkat pagi hari dan pulang sore hari, lalu mereka jual ke pengepul.

Kiruru ini saya bilang kurang maju sebagai ibukota distrik. Listrik hanya menyala 4 jam, jalan yang sempit, dan masyarakat yang sedikit. Tapi, saya sempat takjub, ternyata disini berdiri sebauh masjid yang besar. Subhanallah,,, ya mungkin sama dengan kaimana, mayoritas penduduk disini beragama muslim. Dan baru kali ini kami tidak kesulitan mengerjakan shalat. Hah? shalat apaan jam 10??hehehehe

Btw, keren ya masih ada anak SD maen mbat-mbatan? saya terakhir maen yah tahun 1996, 16 tahun yang lalu. Di kota besar di jawa, sudah nggak ada lagi anak-anak yang mau bermain itu. Mereka lebih suka menunyuk-nunyuk ipad maen angry bird, atau paling dikit ya ke rental maen PS. hmm bisa gak saya simpulkan bahwa papua ini sama seperti jawa 16 tahun yang lalu?? sepertinya belum.

Avona
Avona Mina Lestari Pintu distrik Avona
Setelah dari Kiruru kami menuju kampung selanjutnya, Avona. Wuih, namanya keren ya, cantek. Oiya, nama-nama distrik di Papua ini asing-asing lho, mungkin karena saya orang asing ya, jadi brasa aneh.
okey lanjot!
Avona ini masih masuk ke dalam wilayah distrik Etna. Namun, saya sangat aneh dan bingung pertama kali speed merapat. Lah, mana jettynya?? mana pantainya? pertanyaan saya.

Kami merapat ke sebuah benda, yang mengapung2 di laut, ntah apa namanya, saya kurang tau, lalu kami naek ke talud. Tapi yang membuat saya bingung lagi adalah, mana kampungnya? Saya tidak melihat sebuah kampung. Berbeda dengan Kiruru tadi, saya tidak melihat manusia, tapi disini, saya tidak melihat perkampungan. Yang saya lihat hanya sebuah pabrik tua dengan keadaan bangunan sangat mirip dengan kota tua di Semarang.
Saya bertanya dengan salah satu kawan saya, ternyata bangunan ini adalah Pabrik Ikan. Pabrik ikan?? emang Pabrik bisa buat ikan?? Kan ikan ciptaan Allah. Haisssssshhhh
 Jadi perusahaan ini menangkap ikan di lautan, di sortir, di bersihkan, dikemas, dan di ekspor. Yak, diekspor sebagian besar ke cina dan jepang. Dan yang membuat saya agak miris adalah pemiliknya adalah orang asing.hmmmm ckckckck

Akhirya kami menyusuri pabrik itu, melewati beberapa gudangnya, ada galangan kapalnya juga, dan akhirnya kami menemukan pemukiman. Yak, sebuah komplek perumahan, inilah Kampung Avona. Kami memasuki kampung itu dan wow!! Rame! Lebih rame daripada ibukotanya, Kiruru. Disini ada pasar, ada beberapa tempat makan, dan ada Bank Papua. Eh, ada wartel juga, jadi bisa menghubungi keluarga kalau kangen melanda,huhuhu

Masjid di Avona
Saya sempatkan diri untuk Shalat Dhuhur, dan ternyata masjidnya Keren. Airnya segar. Dan Panasnya naudzubillah. Hahahaha Setelah shalat, kami lanjutkan ke sebuah SD, memprihatinkan. Sekolah ini hanya memiliki 3 ruang kelas untuk kegiatannya, akhirnya rumah guru didekat situ dibedah menjadi ruang kelas baru, tapi tetap saja menurut saya tak layak.Padahal nih, Pemkab Kaimana telah membangun Ruang Kelas Baru yang sanagat bagus, tapi (katanya) kuncinya belum diberikan kepada pihak sekolah, dengan alasan, bangunan belum diresmikan. huft
bangunan SD Avona

Saat ditempat itu, ada sekelompok anak sedang bermain-main, dan tiba2 ada seorang anak berteriak "om,, saya di photo dong om". Akhirnya saya amini permintaan mereka. Ya Allah, mereka seneng banget di photo. Bukan Karena Narsis seperti saya, tapi lebih karena mereka gak pernah di abadikan dalam kamera. hehehehe
Akhirnya saya poto mereka berkali-kali, dengan minta macam2, "om saya salto di poto ya, om saya jalan pake tangan di poto ya, om saya dipoto sendirian ya" tapi dari semua permintaan gak ada yang bilang "om, saya poto sama om dong" plis dehhhh pan,, sapa elu.hehehee
Kemudian saya sempat berbincang-bincang dengan bu guru yang saat itu sedang stand by menunggu anak-anak yang akan latihan upacara. Dari hasil kepo saya, terkuak sebuah cerita. Dulu, kampung ini gak ada, tapi setelah Pabrik ikan ini berdiri, barulah tercipta kampung. Oiya Pabrik ini bernama PT. Avona Mina Lestari, silakan di search.
Karena pabrik ini mempekerjakan banyak pegawai, akhirnya beberapa pegawai membawa istrinya, dan tumbuh beranak pinak disini. Jumlah siswa disini 250 orang lebih. Tapi, yang miris adalah, pemerintah tidak meneyediakan apapun saat itu. Rumah-rumah yang masyarakat tinggali adalah "buatan" perusahaan. bahkan sekolah pun awalnya perusahaan yang mambangun. Pun listrik di daerah itu, perusahaan mempunyai mesin diesel dan berhasil memenuhi kebutuhan listrik kampung.
Lalu apa urun pemerintah?? Disini hanya ada SD, jadi setelah lulus, anak-anak ini akan pergi meningalkan kampungnya. Sendiri. Mungkin ke Kaimana, atau mungkin ke Manokwari atau Sorong. Kalau toh mereka tidak sekolah, mungkin akan mengikuti ayah mereka pergi berlayar ke laut, dan bukan unutk bangsa sendiri, tapi untuk asing.

Benderaku masih tegak berdiri disini

Sedih..
Pemerintah pusat tak pernah memperhatikan keadaan anak-anak seperti ini. Negara Indonesia bukan hanya Jakarta atau Jawa Pak! Masih ada Kiruru, Avona dan distri tertinggal lainnya. Semoga semua masyarakat ini tak mendoakan keburukan untuk anda.



Kamis, 01 November 2012

Suatu Senja Di Kaimana (part 1)

"Kan ku Ingat Selalu
Kan Kukenang Selalu
Senja Indah
Senja Di Kaimana

Seiring Surya
Meredupkan Sinar
Dikau Datang
Ke Hati Berdebar"

Tiba-tiba saja terdengar lagu itu mengalun di dalam mobil yang kami tumpangi.  Agak mendayu-dayu dan membuat kita sedikit berangan-angan, tentang.... ah, ntahlah...


Kaimana...


Yak, saat ini saya mendapatkan tugas, dipercayakan oleh institusi saya untuk bertugas di kabupaten ini selama 30 hari lamanya. Kaimana merupakan salah satu kabupaten di Papua Barat. Dari kabupaten yang telah saya singgahi, menurut saya, Kaimana merupakan Kabupaten yang bersih, agak teratur, dan lebih indah. Letaknya yang berada di teluk, membuat mata saya disuguhi pemandangan air laut yang indah.

Siang itu saya berangkat dari Bandara Rendani Manokwari pukul 13.00WIT dan sampai di Bandara Utarom Kaimana pada pukul 13.55 WIT. Sedikit deg-degan sih, gara-gara pesawat merpati yang dulu jatuh di sekitar Bandara. Tapi alhamdulillah lancar-lancar saja.


Senja di Kaimana..

senja yang baru saya jumpai
Belum ke Kaimana namanya kalau belum melihat senja, katanya sih begitu. Tapi asal anda semua tau, sangat susah untuk mendapatkan senja disini. Dari photo-photo kawan yang pernah datang kesini, hanya beberapa orang saja yang berhasil "mendapatkan" senja yang sempurna. Hah? apaan tuh senja yang sempurna? kan kesempurnaan hanya milik Allah *plak!

Senja yang sempurna itu dimana matahari saat itu tenggelam dan langit sekitar berwarna merah, merah banget, sangat merah, merah membara, abang njingglang, pokoknya semua langit berubah warna menjadi merah. Dan katanya (lagi) saat itu seluruh kota berwarna merah. Waw... bayangkanlah....
Dan saat ini saya melaporkan, sudah 10 hari disini saya belum mendapatkannya. huft

(bersambung)